Proses pembuatan beton terus mengalami perkembangan yang cepat dalam hal inovasi. Pada mulanya, orang-orang mengenal pembuatannya hanya bisa dilakukan di lokasi proyek.
Kini, di era industri modern, dunia konstruksi mengenal istilah beton pracetak, yaitu beton yang telah dicetak dan dibuat terlebih dahulu di pabrik yang lokasinya bukan di area proyek atau konstruksi. Beton pracetak dibuat berdasarkan cetakan atau ukuran tertentu sesuai kebutuhan konstruksi.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 7832-2012, beton Precast atau pracetak merupakan konstruksi yang komponen pembentuknya dicetak atau di fabrikasi, di mana pengolahannya dilakukan lahan produksi pabrik atau bengkel. Fungsi umumnya untuk mempercepat dan mempermudah proses konstruksi bangunan.
Saat ini dikenal beberapa contoh beton pracetak, yaitu pagar panel beton, saluran beton u-ditch, box culvert, buis beton, paving block, dan kanstin atau road barrier beton. Bahkan, untuk proyek konstruksi besar seperti jembatan atau jalur kereta layang hingga pelabuhan yang menggunakan girder, spun pile, hingga pier head dalam bentuk produk beton pracetak.
Sejumlah keunggulan dalam penggunaan beton pracetak dibandingkan dengan beton cor di tempat (cast in situ) antara lain penghematan waktu konstruksi, kualitas lebih baik serta konsistensi mutu terstandarisasi, praktis dan efisien, dan ramah lingkungan karena tidak menimbulkan limbah di area konstruksi.
Selain itu, cetakan yang digunakan di pabrik beton pracetak dapat digunakan kembali hingga ratusan kali sebelum diganti dengan adanya maintenance yang rutin dilakukan, sehingga sangat efektif dan efisien dalam aspek biaya yang dikeluarkan. Selain itu mampu melakukan produksi massal, serentak, dan berulang memungkinkan perakitan dan pekerjaanya di lokasi proyek semakin cepat.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang baik, produk beton precast harus melalui perencanaan yang matang dengan memperhatikan setiap ukuran dan perbandingan komponen yang digunakan sehingga menghasilkan produk yang memiliki ketahanan serta kekuatan yang diinginkan.
Meskipun memiliki banyak keunggulan dibandingkan beton konvensional, sejumlah tantangan juga dihadapi saat menggunakan produk pracetak, misalnya memerlukan ketelitian tinggi saat pemasangan sambungannya agar tidak terjadi deviasi. Selain itu, tantangan juga terjadi saat area kerja terbatas hingga alat pendukung seperti erection atau handling terbatas.Oleh karena itu diperlukan standar QSHE yang sesuai dalam proses produksi hingga proses install produk di lokasi proyek. Sehingga kualitas mutu produk terjaga dan prosedur K3 berjalan dengan baik. Jika Anda membutuhkan beton Precast di Jogja, PT. ADP menjadi solusi Anda. Tidak hanya melayani Precast saja, PT. ADP melayani Readymix di Jogja, Hotmix di Jogja serta penyewaan alat berat di Jogja.