Menata Air, Menata Masa Depan: Optimalisasi Pekerjaan Saluran Irigasi dan Drainase untuk Keberlanjutan

Irigasi adalah semua atau segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan usaha untuk mendapatkan air guna keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan tersebut dapat meliputi : perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta pemeliharaan sarana untuk mengambil air dari sumber air dan membagi air tersebut secara teratur dan apabila terjadi kelebihan air dengan membuangnya melalui saluran drainase.

Total ketersediaan air permukaan pada suatu wilayah bergantung pada banyak faktor, termasuk kapasitas tampungan danau, rawa, dan reservoir buatan, permeabilitas tanah, karakteristik aliran pada daerah tangkapan air, dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut juga mempengaruhi volume air yang menghilang dari aliran permukaan

Efektivitas dan efisiensi saluran irigasi bergantung pada topografi areal pertanian yang akan diairi. Pada areal yang luas dan datar, misalnya, cukup membuat saluran irigasi permukaan dengan mengalirkan air pada alur-alur tanaman dari tempat yang lebih tinggi kemudian mengalir secara gravitasi ke tempat yang lebih rendah. Dalam hal ini, syarat yang harus dipenuhi adalah tingkat kemiringan lahan seragam dan tidak lebih dari 3%, laju infiltrasi pada kisaran agak rendah sampai agak tinggi.

Efisiensi irigasi dapat ditingkatkan dengan penjadwalan irigasi. Dalam hal ini, waktu dan volume pemberian air irigasi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Suplai air yang terbatas dapat menurunkan produksi tanaman. Suplai air yang berlebih selain menurunkan produksi tanaman juga meningkatkan volume air irigasi yang hilang dalam bentuk perkolasi (Duke, 1987).

Drainase lahan pertanian didefinisikan sebagai pembuatan dan pengoperasian suatu sistem dimana aliran air dalam tanah diciptakan sedemikian rupa sehingga baik genangan maupun kedalaman air-tanah dapat dikendalikan sehingga bermanfaat bagi kegiatan usaha tani. Definisi lainnya: drainase lahan pertanian adalah suatu usaha membuang “kelebihan air” secara alamiah atau buatan dari permukaan tanah atau dari dalam tanah untuk menghindari pengaruh yang merugikan terhadap pertumbuhan tanaman.

Melalui revitalisasi jaringan irigasi yang fokus pada irigasi tersier telah terlayani lebih dari 4 juta hektar lahan sawah irigasi. Selain itu, optimalisasi pemanfaatan irigasi menghemat penggunaan air pada sawah beririgasi teknis sehingga lebih toleran kondisi iklim ekstrim. Kebijakan dan regulasi pengelolaan irigasi disempurnakan dan dikembangkan untuk mewujudkan hak masyarakat atas sumber daya air. Pembangunan dan pengoptimalan saluran air perlu menggunakan alat berat dan kontraktor umum.

Salah satu kontraktor umum di Jogja adalah PT. Aneka Dharma Persada. Salah satu riwayat PT. Aneka Dharma Persada dalam membangun saluran irigasi adalah pada saat Pembangunan Saluran Irigasi Jalan Kenari C5, dengan kontrak: 050/0919 TGL. 26 April 2017, bersama instansi Pemerintah Kota Yogyakarta Dinas Permukiman Dan Prasarana Wilayah Prov. DIY. Kontraktor PT. ADP mengerahkan alat berat yang bisa disewakan juga bagi klien yang ingin menyewa alat berat di Jogja.